Korban Demam Berdarah Dengue (DBD) di Daerah Kian Meningkat

Penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) kini sudah menyebar ke beberapa daerah. Malah, setiap tahun jumlah korban selalu meningkat. Karena itu, waspadai penyakit ini dan lebih baik mencegah.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Departemen Kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama Sp.P(K), MARS, DTM&H mengatakan, setiap tahun jumlah korban penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu meningkat. Data hingga 9 Februari lalu menunjukan di Sumatera Barat terdapat 182 kasus DBD dengan tiga orang meninggal dunia, lampung 319 kasus dengan enam orang meninggal, Banten 116 kasus tanpa ada orang meninggal, DKI 1.603 kasus. “DKI Jakarta paling banyak pasien DBD,”papar dokter spesialis paru ini.

Selanjutnya, Tjandra mengatakan bahwa saat ini daerah yang berpotensial banyak korban Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Makassar. Data terbaru lainnya juga menunjukan di Januari terdapat 7.193 penduduk dengan 59 orang meninggal (CFR 0,82%) karena DBD, sedangkan pada Februari 755 penduduk dengan tujuh orang meningggal (CRF 0,92%).

“Perlunya kesadaran masyarakat untuk memberantas timbulnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD),” ujarnya.

Tjandra menuturkan, peran fogging (pengasapan) juga sangat penting karena bisa memutuskan mata rantai penularan, yaitu membunuh nyamuk dewasa. “Jika ditemukan dua atau lebih kasus DBD disekitar rumah penduduk atau ditemukan jentik lebih dari 5%, sebaiknya dilakukan fogging,”tandasnya.

Sementara itu dokter umum Dr Handrawan Nadesul mengatakan, DBD merupakan penyakit yang sudah ada sejak 1968. Saat itu korbannya mencapai puluhan orang,” ungkapnya.

Dokter yang menerbitkan buku berjudul Demam Berdarah: 100 Pertanyaan dan Jawaban Edisi Revisi Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah menuturkan, dalam penyabarannya, nyamuk demam berdarah ini tidak bisa terjadi di tempat dan lingkungan yang sama.

“Hal tersebut terjadi, karena bisa saja di tempat sebelum banyak penyebaraan virus demam berdarah, apabila lingkungannya dibersihkan dan diperbaharui, maka tidak akan ada lagi nyamuk yang hinggap di tempat tersebut,”ujar Handrawan.

Handrawan melanjutkan,”Nyamuk akan bersarang diatas air jernih di atas sesuatu tempat yang tidak menyentuh tanah. Atau air yang berada diatas gentong atau tempat yang tergenang,” kata dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atmajaya Jakarta ini.

Jadi dalam penyebaran DBD ini, harus ditemukan dulu virus dan nyamuknya. Jika salah satu tidak ada, seseorang tidak mungikn terkena demam berdarah.

“Penyakit DBD sering pula disebut penyakit orang kota yang memiliki mobilitas yang tinggi dengan sering berpindah tempat memudahkan mereka terserang demam berdarah,”ujarnya.

Selanjutnya, Handrawan mengatakan, seseorang yang memiliki mobilitas yang tinggi bisa saja dapat membawa nyamuk untuk menyebar ketempat yang lain. Misalnya, saat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dengan kendaraan seperti pesawat terbang, kemudian nyamuk tersebut hinggap di salah satu tubuh seseorang dan kemudian pindah ketempat yang baru melalui orang tersebut.

“Ditempat yang baru, nyamuk tersebut akan membentuk lingkungannya dan menyebar virus demam berdarah,” papar dokter lulusan Fakultas Kedokteran UI pada 1981 ini.

0 comments:

Post a Comment